Senin, 18 Juni 2012

PEMILIKAN TIDAK LANGSUNG DEAN SALING MEMILIKI SAHAM


PEMILIKAN TIDAK LANGSUNG DAN SALING MEMILIKI SAHAM

Pada masa ini, akuisisi telah menjadi salah satu alternatif keputusan strategis bagi pengembangan usaha. Kepemilikan atas perusahaan anak selain dimaksudkan untuk mengendalikan perusahaan yang sahamnya dimiliki, dalam kasus tertentu dapat juga dilakukan untuk mengendalikan perusahaan lain yang sahamnya tidak dimiliki secara langsung. Hal ini terjadi apabila perusahaan mengendalikan perusahaan yang memiliki saham mayoritas perusahaan lain. Misalnya PT A memiliki 90% saham PT B dan PT B menguasai 80% saham PT C. Kepemilikan PT B atas saham PT C sebesar 80% sebesar 80% menyebabkan PT A juga memiliki pengaruh atas PT C secara tidak langsung karena PT B yang merupakan induk dari PT C, adalah anak perusahaan PT A. Hak PT A atas PT C adalah 90% x 80% = 72%, dengan demikian PT A tetap mengendalikan PT C. PT B disebut perusahaan anak, dan PT C disebut perusahaan cucu dari PT A. Hubungan induk-anak terjadi dari penyertaan langsung yakni dengan kepemilikan saham perusahaan anak. Sedangkan penyertaan tidak langsung adalah pengendalian atas perusahaan lain dengan cara melakukan penyertaan langsung atas saham perusahaan yang menguasai perusahaan lain tersebut. Dalam kasus di atas, PT A melakukan penyertaan tidak langsung dalam PT C. Penyertaan tidak langsung atas suatu perusahaan dengan demikian hanya dapat terjadi dengan adanya penyertaan langsung pada perusahaan lainnya. PT A, PT B dan PT C dalam kasus di atas berada dalam satu pengendalian, dengan PT A sebagai pengendalian tertinggi. Laporan konsolidasi wajib disusun oleh pengendali tertinggi.
Bentuk hubungan PT A, PT B dan PT C di atas merupakan bentuk hubungan induk-anak dan cucu. Dalam banyak kasus dapat pula anak mengakuisisi saham perusahaan induk. Dalam bahasa akuntansi hal ini disebut dengan kepemilikan mutual (mutual holding). Hal ini menimbulkan permasalahan perlakuan investasi anak dalam saham induk. Perhitungan pendapatan investasi dan nilai investasi menimbulkan permasalahan sendiri apabila anak perusahaan memiliki saham preferen. Dalam prakteknya banyak terjadi hubungan yang lebih kompleks.
A. STRUKTUR AFILIASI
Struktur afiliasi yang terjadi dalam pemilikan tidak langsung dapat digambarkan sebagai berikut:
Sedangkan struktur afiliasi yang terjadi dalam saling memiliki saham (mutual holding) seperti digambarkan pada bagan berikut.
A. KEPEMILIKAN TIDAK LANGSUNG – INDIRECT HOLDING
Pendapatan investasi suatu perusahaan apabila terdapat penyertaan langsung dan penyertaan tidak langsung menjadi sebagai berikut:
Pendapatan investasi dari penyertaan langsung
xxx
Pendapatan investasi atas penyertaan tidak langsung
xxx
Total pendapatan investasi
xxx
Contoh Kasus:
Frotilla Corp mengakuisisi 80% saham dari Gringer Corp pada tanggal 1 Januari 2003. Gringer juga mengakuisisi saham dari Hanif Corp pada 1 Januari 2004 sebesar 70%. Seluruh investasi diakuisisi pada nilai buku.
Neraca saldo per 1 Januari 2004 adalah sebagai berikut:

Frotilla
Gringer
Hanif
Aktiva lain
Rp400.000,00
Rp195.000,00
Rp190.000,00
Investasi pada Gringer
200.000
-
-
Investasi pada Hanif
-
105.000
-
Jumlah
600.000
300.000
190.000
Kewajiban
100.000
50.000
40.000
Modal saham
400.000
200.000
100.000
Saldo Laba
100.000
50.000
50.000
Jumlah
600.000
300.000
190.000
Penghasilan terpisah dan dividen tahun 2004

Frotilla
Gringer
Hanif
Penghasilan terpisah
Rp100.000,00
Rp50.000,00
Rp40.000,00
Dividen
60.000
30.000
20.000
Dalam mencatat pendapatan investasi dengan metode ekuitas, Gringer harus lebih dahulu menentukan pendapatan investasinya dari Hanif sebelum Frotilla menentukan pendapatan investasinya dari Gringer.
Pencatatan dalam buku Gringer – 31 Desember 2004
Cash

Rp14.000,00


Investment in Hanif

14.000
Mencatat dividen (70% x 20.000)
Investment in Hanif

28.000


Income from Hanif

28.000
Mencatat pendapatan dari Hanif (70% x 40.000)
Pencatatan dalam buku Frotilla – 31 Desember 2004
Cash

24.000


Investment in Gringer

24.000
Mencatat dividen (80% x 30.000)
Investment in Gringer

62.400


Income from Gringer

62.400
Mencatat pendapatan (80% x 78.000)






Perhitungan Net income untuk Frotilla tahun 2004 dan consolidated net income
Separate income
Rp100.000,00
Income from Gringer
62.400
Net income / consolidated net income
162.400
Saldo investment in Gringer pada 31 Des 2004
Saldo awal
Rp200.000,00
Income from Gringer
62.400
Dividen
(24.000)
Invesment in Gringer (2004)
238.400

1.      A. SALING MEMILIKI SAHAM – MUTUAL HOLDING
Mutual holding terjadi jika pemegang saham minoritas anak perusahaan memiliki saham perusahaan induk. Misalnya PT A menguasai 80% saham PT B, dengan demikian 20% saham PT B yang tidak dikuasai PT A dapat saja memiliki saham PT B, yang menimbulkan mutual holding.
Ada beberapa persoalan yang akan timbul apabila terjadi mutual holding, diantaranya adalah:
  1. Laporan konsolidasi menyajikan laporan gabungan induk dan anak serta mengeliminasi akun antar perusahaan.
  2. Hak minoritas dalam laporan konsolidasi merupakan bagian kekayaan pemegang saham yang tidak dikuasai induk atau kekayaan hak minoritas.
  3. Bila terjadi mutual holding di mana anak memiliki saham induk, maka jumlah kepemilikan harus dieliminasi.
  4. Perusahaan anak memiliki catatan investasi dalam saham induk.
Prinsip penyusunan laporan konsolidasi mengatakan bahwa akun antarperusahaan harus dieliminasi, sehingga nilai investasi perusahaan anak juga harus dieliminasi dengan modal saham induk. Eliminasi modal saham induk mengakibatkan pengurangan modal saham induk dalam laporan konsolidasi. Pada dasarnya, modal saham induk tidak berkurang, akan tetapi untuk tujuan penyusunan laporan konsolidasi tersebut modal saham induk harus dieliminasi berdasarkan nilai investasi anak atas moda lsaham tersebut.
Perlakuan akuntansi pengurangan modal saham induk tersebut dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yakni pendekatan saham dibeli kembali/perbendaharaan (treasury stock approach) dan pendekatan konvensional (conventional approach). Dalam pendekatan saham dibeli kembali, saham induk perusahaan yang dibeli anak perusahaan dianggap sebagai saham yang dibeli kembali oleh entitas konsolidasi. Dalam pendekatan konvensional, saham induk perusahaan yang dimiliki oleh anak perusahaan diangggap sebagai saham yang “ditarik kembali” (contructively retired) , modal saham serta saldo laba yang didapat oleh anak perusahaan tidak muncul dalam laporan keuangan konsolidasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar